Kunjungan Kerja Oxfam di Indonesia dan Kemensos ke Desa Pringgasela Selatan

Mendorong Kepemimpinan Perempuan dan Kesiapsiagaan Bencana di Nusa Tenggara Barat

Pada tanggal 24-25 Juni 2021 lalu, Oxfam bersama Kementrian Sosial Indonesia yang diwakili oleh Kepala Bagian Kerjasama Luar Negeri Biro Perencanaan melakukan kunjungan pemantauan dan evaluasi ke beberapa lokasi pelaksanaan proyek Indonesian Women in Leadership (I-WIL) dan Indonesia Climate and Disaster Resilience Communities (ICDRC) yang dilaksanakan oleh Oxfam dan mitra di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kunjungan tersebut merupakan salah satu upaya kolaborasi dan sinergi antara Oxfam, pemerintah Indonesia, serta komunitas-komunitas lokal sebagai mitra dalam mengimplementasikan program-program, terutama terkait kepemimpinan perempuan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana dan perubahan iklim, guna tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Kunjungan diawali dengan dialog dan diskusi dengan kepala desa Pringgasela Selatan dan beberapa perwakilan dari kelompok perempuan di Kabupaten Lombok Timur, dan dilanjutkan dengan kunjungan ke Desa Sukarara di Lombok Tengah yang telah memberikan dukungan yang kuat untuk implementasi proyek Indonesian Women in Leadership (I-WIL) di daerah tersebut. Para perwakilan kelompok perempuan berbagi pengalaman dan menceritakan perubahan yang telah dilakukan oleh komunitas setempat dalam hal penanganan kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, pengurangan Pernikahan Usia Anak, serta penguatan ekonomi perempuan di Lombok Timur berdasarkan potensi desa masing-masing.

Proyek I-WIL diinisiasi untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 1, 5, dan 8 yaitu menghapus kemiskinan, mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Memasuki tahun keempat, rangkaian kegiatan dan dampingan yang dilaksanakan oleh mitra dan pemangku kepentingan terkait dalam proyek I-WIL telah membuahkan kemajuan yang signifikan bagi 9 desa dampingan Konsorsium ADARA di NTB.

Salah satu pencapaiannya adalah peningkatan kesadaran warga terutama kelompok perempuan terkait isu Pernikahan Usia Anak dan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak yang membuat mereka semakin terlibat aktif dalam pembuatan peraturan-peraturan desa (perdes) yang fokus pada dukungan atas perlindungan perempuan dan pencegahan Pernikahan Usia Anak, diantaranya adalah di Desa Batutulis dan Sukarara. Selain itu, saat ini I-WIL juga memiliki champion yang berasal dari salah satu kelompok perempuan binaan yang berhasil menduduki peran penting sebagai Kepala Urusan Perencanaan Desa Jurit Baru.

Dalam memberikan dampingan bagi kelompok perempuan di desa-desa terkait, proyek I-WIL juga berkolaborasi dengan beberapa pemangku kepentingan lain seperti ANGIN dan Torajamello yang berperan dalam memberikan inkubasi dan pelatihan bagi para kelompok perempuan untuk mengembangkan perekonomian mereka melalui ekosistem bisnis desa yang inklusif. Oxfam di Indonesia bersama para mitra menggunakan berbagai pendekatan dan metode analisa seperti pemetaan pasar gender dan pemodelan bisnis dalam menentukan program dan aktivitas yang dapat mendukung tercapainya pemberdayaan perempuan di desa dampingan.

Keberhasilan program-program tersebut juga didukung dengan adanya kerja sama dan sinergi yang baik dari komunitas setempat seperti peran konsorsium ADARA yang membantu para kelompok perempuan melalui pembekalan dan dukungan dalam proses litigasi dan non-litigasi kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, serta komunitas Laki-Laki Baru yang memberikan ruang bagi para perempuan di desa untuk dapat maju dan berperan aktif sebagai pemimpin di desa.

Di hari kedua, kunjungan dilanjutkan dengan pertemuan bersama kepala desa Sembalun Bumbung, camat, dinas sosial setempat, serta perwakilan dari komunitas mitra Oxfam yang menjalani dampingan kesiapsiagaan bencana dan adaptasi perubahan iklim melalui program Indonesia Climate and Disaster Resilience Communities (ICDRC).

Upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana di beberapa desa di NTB yang telah dilakukan tiga tahun terakhir oleh tim ICDRC beserta mitranya tampak pada penguatan koperasi untuk bantuan komunitas saat bencana. Para pemangku kepentingan terkait juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam membangun model kewirausahaan sosial dan menghubungkan pengembangan bisnis pedesaan dan perkotaan di sektor pangan.

Salah satu bentuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang telah didampingi adalah usaha bawang hitam atau Black Garlic yang dikembangkan oleh Ibu Saeun dari desa Sembalun Bumbung yang memiliki khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Ibu Saeun adalah anggota dari pilar sosial di Kementerian Sosial yang tergabung dalam Tagana (Taruna Siaga Bencana). Saat ini hanya ada 4 Tagana di desa tersebut. Melalui dampingan yang telah dilakukan, Ibu Saeun berhasil meningkatkan harga jual hasil taninya hingga 10 (sepuluh) kali lipat. Harga bawang putih Ibu Saeun sebelumnya adalah Rp 40.000/kg, dan setelah berhasil diolah menjadi bawang hitam harganya menjadi Rp 400.000/kg. Bawang hitam Ibu Saeun juga sudah diekspor ke Malaysia dengan minimal order Rp 7 juta per pengiriman.

Dukungan atas pelaksanaan proyek I-WIL dan ICDRC merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kemensos untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 1, terutama Tujuan nomor 1 yaitu menghapus kemiskinan. Sinergisme Oxfam sebagai Organisasi Masyarakat Asing, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan komunitas setempat dalam mengimplementasikan proyek tersebut merupakan langkah yang efektif dan perlu dilanjutkan guna tercapainya tujuan bersama.

“Oxfam bersama dengan mitra terus berupaya melakukan sinergi dengan agenda pemerintah, terutama Kementerian dan Dinas Sosial mulai dari tingkat pusat hingga daerah guna mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, terutama untuk pengembangan ekonomi peyandang masalah kesejahteraan sosial, penguatan kepemimpinan perempuan dalam sosial ekonomi, serta Kesiapsiagaan Bencana dan Pemenuhan Hak Dasar korban Bencana” ujar Maria Lauranti, Country Director Oxfam di Indonesia.